Pengantar
Salah Satu asumsi dalam regresi OLS adalah distribusi residual/eror sama (homoskedastis) dan independen atau tidak saling berhubungan dengan residual pengamatan lain dalam model. Asumsi ini didukung oleh nilai rata-rata eror adalah 0, dan keragaman yang konstan.
Salah Satu asumsi dalam regresi OLS adalah distribusi residual/eror sama (homoskedastis) dan independen atau tidak saling berhubungan dengan residual pengamatan lain dalam model. Asumsi ini didukung oleh nilai rata-rata eror adalah 0, dan keragaman yang konstan.
Ketika eror tidak memiliki keragaman yang konstan maka persamaan mengandung masalah heteroskedastisitas atau:
Asumsi homoskedastis diberikan oleh persamaan berikut:
Ketika asumsi ini dilanggar sehingga eror tidak bersifat konstan maka kita dapatkan masalah heteroskedastisitas:
Pada
penerapannya eror sulit memiliki keragaman yang konstan, hal
ini sering terjadi pada data silang (cross section) dibanding data
runtun waktu (time series). Seringkali terdapat perbedaan yang cukup
besar pada perbandingan data antar Negara, provinsi, perusahaan maupun
industri. Seringkali ditemukan bahwa masalah heteroskedastisitas
tidak mempengaruhi model yang kita
bangun atau tidak bias, namun kita akan kehilangan estimator yang bersifat B.L.U.E sehingga persamaan sulit diandalkan sebagai alat estimasi.
Analogi sederhana pada kejadian heteroskedastisitas dapat kita lihat pada model hubungan antara harga dengan permintaan (demand). Berdasarkan hipotesis jika harga meningkat, maka demand akan turun, demikian juga sebaliknya. Pada kejadian adanya indikasi masalah heteroskedastisitas adalah jika harga meningkat maka demand akan konstan.
bangun atau tidak bias, namun kita akan kehilangan estimator yang bersifat B.L.U.E sehingga persamaan sulit diandalkan sebagai alat estimasi.
Analogi sederhana pada kejadian heteroskedastisitas dapat kita lihat pada model hubungan antara harga dengan permintaan (demand). Berdasarkan hipotesis jika harga meningkat, maka demand akan turun, demikian juga sebaliknya. Pada kejadian adanya indikasi masalah heteroskedastisitas adalah jika harga meningkat maka demand akan konstan.
Pengujian Heteroskedastisitas
1. Metode Grafik
Pengujian dengan metode grafik dilakukan dengan meregresikan eror dengan Y, eror dengan X, dan QQ Plot, gejala heteroskedastisitas terlihat dari nilai eror yang membentuk pola sebaran tertentu pada plot.
Prosedur metode grafik dengan SPSS adalah sebagai berikut:
- Jalankan regresi linier dengan perintah ANALYZE – REGRESSION – LINEAR,
- Masukkan variabel dependen dan independen,
- Klik PLOT,
- Setelah muncul kotak dialog LINEAR REGRESSION PLOT, masukkan pada PREDICTED
DEPENDENT VARIABLES atau ZPRED, dan pada sumbu
masukkan residual atau ZRESID, checklist NORMAL PROBABILITY PLOTS –
CONTINUE – OK.
Plot residual dengan Y.
Plot residual dengan X
QQ Plot
Ilustrasi:
Misalkan kita memiliki data seperti berikut:
1. Jalankan regresi linier dengan SPSS, untuk langkah melakukan regresi linier dapat dijalankan dengan comand ANALYZE - REGRESSION – LINEAR,
2. Masukkan variabel sesuai dengan jenisnya (dependen dan independen) seperti berikut:
3. Klik PLOT disamping kanan,
4. Setelah muncul kotak dialog Linear Regression Plot, masukkan pada sumbu X – predicted dependent variables atau ZPRED serta pada sumbu Y – residual atau ZRESID, lalu centang Normal Probability Plots, – CONTINUE:
4. Setelah muncul kotak dialog Linear Regression Plot, masukkan pada sumbu X – predicted dependent variables atau ZPRED serta pada sumbu Y – residual atau ZRESID, lalu centang Normal Probability Plots, – CONTINUE:
5. Setelah itu Klik OK, maka akan ditampilkan output seperti berikut:
Dapat kita lihat bahwa pada model bersifat homoskedastik, tidak terdapat masalah heteroskedastisitas, dimana residual tersebar secara merata.
2. Metode White
Uji white dilakukan dengan meregresikan residual kuadrat sebagai variabel dependen dengan variabel dependen ditambah dengan kuadrat variabel independen, kemudian ditambahkan lagi dengan perkalian dua variabel independen. Prosedur pengujian dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat masalah heterokedastisitas
H1 : Ada heterekodastisitas
Uji white dilakukan dengan meregresikan residual kuadrat sebagai variabel dependen dengan variabel dependen ditambah dengan kuadrat variabel independen, kemudian ditambahkan lagi dengan perkalian dua variabel independen. Prosedur pengujian dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat masalah heterokedastisitas
H1 : Ada heterekodastisitas
Pada persamaan regresi
Lakukan regresi metode OLS kemudian dapatkan residual.
Jalankan model berikut ini sehingga mendapatkan nilai χ2
atau Jika α = 5%, maka tolak H0 jika obs*R-square > atau P-value < α
Ilustrasi:
Untuk melakukan uji white kita akan gunakan contoh data pada bahasan uji heteroskedastisitas dengan metode grafik, diatas.
1. Jalankan langkah-langkah yang sama persis pada bahasan Regresi dengan Eviews pada bahasan sebelumnya (jika belum mengerti anda bisa melihatnya langkahnya disini >>
2. Setelah didapatkan hasil analisis regresi linier, anda dapat memilih VIEW – RESIDUAL TEST – WHITE HETEROSCEDASTICITY (cross term), seperti berikut ini:
Untuk melakukan uji white kita akan gunakan contoh data pada bahasan uji heteroskedastisitas dengan metode grafik, diatas.
1. Jalankan langkah-langkah yang sama persis pada bahasan Regresi dengan Eviews pada bahasan sebelumnya (jika belum mengerti anda bisa melihatnya langkahnya disini >>
2. Setelah didapatkan hasil analisis regresi linier, anda dapat memilih VIEW – RESIDUAL TEST – WHITE HETEROSCEDASTICITY (cross term), seperti berikut ini:
3. Setelah itu akan diperoleh OUTPUT sebagai berikut:
Hasil output menunjukkan nilai
Obs*R-squared adalah sebesar 5,68 sedangkan nilai probabilitas
(chi-square) adalah 0,68 (lebih besar daripada α = 0,05), dengan
demikian kita dapat menerima hipotesis nol bahwa data tidak mengandung
masalah heteroskedastisitas.
3. Uji Goldfeld-Quandt
- Hipotesis yang kita bangun adalah:
H0 : homoskedastis
- Lakukan pengurutan data variabel independen, anda dapat melakukannya di excel dengan perintah ascending atau descending, dan di eviews anda dapat menuliskan SORT X lalu enter di jendela perintah di bawah menu utama eviews.
- Hilangkan sebagian data yang ada di tengah atau “c” pengamatan dan bagi data anda menjadi 2 kelompok data, jumlah kelompok data yang di atas harus sama dengan kelompok data di bagian bawah.
- Jalankan regresi OLS dan dapatkan nilai SSR (sum squared residual) untuk dua kelompok data secara terpisah, SSR1
untuk regresi OLS kelompok pertama, dan SSR2 kita nyatakan untuk regresi OLS kelompok kedua,
- Bandingkan dengan derajat bebas (df) dengan rumus n-c-2k/2, dimana n=jumlah observasi, c=data yang dihilangkan di tengah, dan k=kelompok data.
- Hitung Fhitung dengan rumus:
- Hipotesis yang kita bangun adalah:
H0 : homoskedastis
- Lakukan pengurutan data variabel independen, anda dapat melakukannya di excel dengan perintah ascending atau descending, dan di eviews anda dapat menuliskan SORT X lalu enter di jendela perintah di bawah menu utama eviews.
- Hilangkan sebagian data yang ada di tengah atau “c” pengamatan dan bagi data anda menjadi 2 kelompok data, jumlah kelompok data yang di atas harus sama dengan kelompok data di bagian bawah.
- Jalankan regresi OLS dan dapatkan nilai SSR (sum squared residual) untuk dua kelompok data secara terpisah, SSR1
untuk regresi OLS kelompok pertama, dan SSR2 kita nyatakan untuk regresi OLS kelompok kedua,
- Bandingkan dengan derajat bebas (df) dengan rumus n-c-2k/2, dimana n=jumlah observasi, c=data yang dihilangkan di tengah, dan k=kelompok data.
- Hitung Fhitung dengan rumus:
- Bandingkan Fhitung dengan Fkritik,
jika Fhitung > Fkritik, maka tolak H0, artinya model
mengandung masalah heteroskedastis.
- Misalnya kita mempunyai nilai df n-c-2k/2 adalah (70-10-2*2)/2 = 24, dan kita peroleh nilai untuk Fkritik berdasarkan tabel sebaran F untuk 24 adalah 1,98.
- Kemudian kita peroleh Fhitung berdasarkan rumus sebesar 4,72 maka 4,72 > 1,98, tolak H0, artinya model tidak homoskedastis.
- Misalnya kita mempunyai nilai df n-c-2k/2 adalah (70-10-2*2)/2 = 24, dan kita peroleh nilai untuk Fkritik berdasarkan tabel sebaran F untuk 24 adalah 1,98.
- Kemudian kita peroleh Fhitung berdasarkan rumus sebesar 4,72 maka 4,72 > 1,98, tolak H0, artinya model tidak homoskedastis.
4. Uji Breusch-Pagan
Uji ini tidak tergantung pada pengetahuan kita tentang variabel mana yang menyebabkan heteroskedastisitas.
- H0 : homoskedastis
- Jika kita memiliki model
Uji ini tidak tergantung pada pengetahuan kita tentang variabel mana yang menyebabkan heteroskedastisitas.
- H0 : homoskedastis
- Jika kita memiliki model
- Jalankan regresi OLS dan dapatkan SSR (sum squared residual),
- Hitung residual kuadrat dengan rumus:
- Hitung residual kuadrat dengan rumus:
- Dapatkan nilai χ2hitung = ESS/2, dimana ESS adalah explained sum squared, pada output eviews bisa kita lihat pada nilai SSR (sum squared residual).
- Dapatkan nilai χ2tabel dengan α=5%,
dengan df=m-1, dimana m adalah jumlah variabel dependen dan
independen yang kita gunakan, misalnya total variabel kita
adalah 4, maka nilai df=4-1=3.
- Bandingkan nilai χ2hitung dengan χ2tabel, jika χ2hitung > χ2tabel, maka tolak H0, terjadi indikasi heteroskedastisitas.
- Bandingkan nilai χ2hitung dengan χ2tabel, jika χ2hitung > χ2tabel, maka tolak H0, terjadi indikasi heteroskedastisitas.
5. Uji Park
Uji Park ini dikembangkan oleh Park pada tahun 1966 (Park, 1966). Dengan data yang kita miliki sebagai ilustrasi berikut ini:
Uji Park ini dikembangkan oleh Park pada tahun 1966 (Park, 1966). Dengan data yang kita miliki sebagai ilustrasi berikut ini:
Tahap-tahap uji:
1. Langkah menginput dan mengimpor data serta menjalankan regresi.
2. Setelah itu kita akan membuat variabel baru, katakanlah disini res2 dengan menggunakan rumus resid^2, karena pada uji heteroskedastisitas kita akan bermain dengan residual kuadrat, langkahnya dilakukan dengan mengklik tombol Genr seperti berikut ini:
1. Langkah menginput dan mengimpor data serta menjalankan regresi.
2. Setelah itu kita akan membuat variabel baru, katakanlah disini res2 dengan menggunakan rumus resid^2, karena pada uji heteroskedastisitas kita akan bermain dengan residual kuadrat, langkahnya dilakukan dengan mengklik tombol Genr seperti berikut ini:
lalu isikan dengan res2 = resid^2, seperti berikut:
3. Setelah itu residual tadi akan kita
regresikan dengan menggunakan persamaan ln(res2)=b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3
+ e. yaitu dengan memilih menu QUICK – ESTIMATE EQUATION – kemudian
isikan log(res2) c x1 x2 x3 – lalu klik OK seperti berikut ini:
4. Setelah itu output akan didapatkan seperti berikut ini:
Kita dapat melihat koefisien yang dihasilkan dengan uji Park ini yaitu:
Log(res2) = 6,19 + 0,047 X1 – 0,01 X2 – 0,45 X3
t-statistik (2,66) (0,86) (-0,28) (-0,44)
p-value (0,015) (0,39) (0,78) (0,66)
t-statistik (2,66) (0,86) (-0,28) (-0,44)
p-value (0,015) (0,39) (0,78) (0,66)
Dari output diatas dapat kita lihat bahwa koefisien
masing-masing variabel independen bersifat tidak signifikan, maka
dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa tidak ada masalah
heteroskedastisitas pada model.
Seringkali heteroskedastisitas dapat dipengaruhi oleh 1 atau
lebih pengamatan pada data yang terletak terlalu jauh dari pemusatan
data dari model yang kita miliki. Pada beberapa kasus mungkin kita
dapat membiarkan saja data tersebut digunakan di dalam model,
tapi terkadang ia akan menimbulkan eror atau kesalahan mutlak pada
model sehingga kita terpaksa melakukan drop pada data. Dalam
ekonometrik kita kenal sebagai outlier.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar