Pendidikan Penelitian Pengabdian Pelatihan
Mat Eko 1 Mat Eko 2 Stat Eko 1 Stat Eko 2 Ekonometrika 1 Ekonometrika 2
Jurnal Pemb Jurnal Moneter Jurnal Perencanaan
Diskusi Stat Eko Diskusi Ekonometrika Diskusi Blog
Mat Eko 1 Mat Eko 2 Stat Eko 1 Stat Eko 2 Ekonometrika 1 Ekonometrika 2 Ekonomi Manajerial Olah Data Statistika
Uji Normalitas Uji Autokorelasi Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas Uji Liniearitas Contoh Menu 5
Slmt Datang Di Blog Page Rank Di Blog Memasang Jam Blog Memasang File PPT, DOC excel dan pdf Membuat Efek Remote Linking Pada Gambar Membuat Gambar Berputar Memasang Jam Online Animasi Flash Teks Berwarna Anti COPAS dan Klik Kanan Tanggal Di Blog Kotak Teks Di Blog
BPS BI Kebij Moneter Kebij Fiskal Kalkulator Kurs Contoh Menu 5
Abg/Ade Blog Bbg TtphS EPFEUP MK Stat Eko (1 MK Stat Eko (2) Abg dan Ade Blog

Jumat, 04 April 2014

Elastisitas Silang (Cross Elasticity)

Elastisitas silang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga barang lain yang mempunyai hubungan dengan barang tersebut. Hubungan tersebut dapat bersifat pengganti, dapat pula bersifat pelengkap. Terdapat tiga macam respons perubahan permintaan suatu barang (misal barang A) karena perubahan harga barang lain (barang B), yaitu: positif, negatif, dan nol.
1. Elastisitas silang positif. Peningkatan harga barang A menyebabkan peningkatan jumlah permintaan barang B. Sebagai contoh, peningkatan harga kopi meningkatkan permintaan terhadap teh. Kopi dan teh merupakan dua barang yang dapat saling menggantikan (barang substitutif).
2. Elastisitas silang negatif. Peningkatan harga barang A mengakibatkan turunnya permintaan barang B. Sebagai contoh, peningkatan harga bensin mengakibatkan penurunan permintaan terhadapmkendaraan bermotor. Kedua barang tersebut bersifat komplementer (pelengkap).
3. Elastisitas silang nol. Peningkatan harga barang A tidak akan mengakibatkan perubahan permintaan barang B. Dalam kaus semacam ini, kedua macam barang tidak saling berkaitan. Sebagai contoh, kenaikan harga kopi tidak akan berpengaruh terhadap permintaan kendaraan bermotor. Hubungan antarbarang berdasarkan nilai elastisitas silang dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3
Interpretasi Elastisitas Silang
Contoh Pengukuran Elastisitas Silang
Nilai Elastisitas Silang Hubungan antarbarang Kenaikan Harga Barang A Mengakibatkan Penurunan Harga Barang A Mengakibatkan
E > 0 Substitutif Barang B yang diminta naik Barang B yang diminta turun




E = 0 Tidak berhubungan Barang B yang diminta tetap Barang B yang diminta tetap




E < 0 Komplementer Barang B yang diminta turun Barang B yang diminta naik


Pengukuran Elastisitas Silang
Elastisitas silang barang A = Perubahan permintaan barang A    *   Harga barang B mula-mula
Permintaan barang A mula-mula  Perubahab barang B mula – mula
Elastisitas silang barang X = % perubahaan permintaan barang X
% perubahaan harga barang Y

Contoh Pengukuran Elastisitas Silang
Harga mobil rata-rata naik dari Rp90 juta menjadi Rp100 juta, sedangkan permintaan sepeda motor mengalami peningkatan dari 100 unit menjadi 127 unit. Berapa nilai elastisitas silang antara mobil dengan sepeda motor dan bagaimana hubungan kedua barang tersebut dapat dihitung sebagai berikut.

Perubahan kuantitas sepeda motor Perubahan harga mobil

Elastisitas silang = Perubahaan kuantitas sepeda motor * Harga Mobil mula-mula
Kuantitas sepeda motor mula-mula          Perubahaan Harga mobil
= 127 – 100  *         90
100           100 jt – 90 jt
= 27  *   90 jt
100     10 jt

Karena elastisitas silang bernilai positif, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan mobil dan sepeda motor bersifat substitutif (atau saling menggantikan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENU BAR