Elastisitas silang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang
diminta terhadap perubahan harga barang lain yang mempunyai hubungan
dengan barang tersebut. Hubungan tersebut dapat bersifat pengganti,
dapat pula bersifat pelengkap. Terdapat tiga macam respons perubahan
permintaan suatu barang (misal barang A) karena perubahan harga barang
lain (barang B), yaitu: positif, negatif, dan nol.
1. Elastisitas silang positif. Peningkatan harga
barang A menyebabkan peningkatan jumlah permintaan barang B. Sebagai
contoh, peningkatan harga kopi meningkatkan permintaan terhadap teh.
Kopi dan teh merupakan dua barang yang dapat saling menggantikan (barang
substitutif).
2. Elastisitas silang negatif. Peningkatan harga
barang A mengakibatkan turunnya permintaan barang B. Sebagai contoh,
peningkatan harga bensin mengakibatkan penurunan permintaan
terhadapmkendaraan bermotor. Kedua barang tersebut bersifat komplementer
(pelengkap).
3. Elastisitas silang nol. Peningkatan harga barang A
tidak akan mengakibatkan perubahan permintaan barang B. Dalam kaus
semacam ini, kedua macam barang tidak saling berkaitan. Sebagai contoh,
kenaikan harga kopi tidak akan berpengaruh terhadap permintaan kendaraan
bermotor. Hubungan antarbarang berdasarkan nilai elastisitas silang
dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:
Tabel 3
Interpretasi Elastisitas Silang
Contoh Pengukuran Elastisitas Silang Nilai Elastisitas Silang | Hubungan antarbarang | Kenaikan Harga Barang A Mengakibatkan | Penurunan Harga Barang A Mengakibatkan |
E > 0 | Substitutif | Barang B yang diminta naik | Barang B yang diminta turun |
E = 0 | Tidak berhubungan | Barang B yang diminta tetap | Barang B yang diminta tetap |
E < 0 | Komplementer | Barang B yang diminta turun | Barang B yang diminta naik |
Pengukuran Elastisitas Silang
Elastisitas silang barang A = Perubahan permintaan barang A * Harga barang B mula-mula
Permintaan barang A mula-mula Perubahab barang B mula – mula
Elastisitas silang barang X = % perubahaan permintaan barang X
% perubahaan harga barang Y
Contoh Pengukuran Elastisitas Silang
Harga mobil rata-rata naik dari Rp90 juta menjadi Rp100 juta,
sedangkan permintaan sepeda motor mengalami peningkatan dari 100 unit
menjadi 127 unit. Berapa nilai elastisitas silang antara mobil dengan
sepeda motor dan bagaimana hubungan kedua barang tersebut dapat dihitung
sebagai berikut.
Perubahan kuantitas sepeda motor Perubahan harga mobil
Elastisitas silang = Perubahaan kuantitas sepeda motor * Harga Mobil mula-mula
Kuantitas sepeda motor mula-mula Perubahaan Harga mobil= 127 – 100 * 90
100 100 jt – 90 jt
= 27 * 90 jt
100 10 jt
Karena elastisitas silang bernilai positif, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan mobil dan sepeda motor bersifat substitutif (atau saling menggantikan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar