Nilai tunggal yang dianggap dapat mewakili keseluruhan nilai dalam data dianggap sebagai rata-rata (averages),
karena nilai rata-rata itu dihitung berdasarkan keseluruhan nilai yang
terdapat dalam data bersangkutan. Nilai rata-rata itulah yang disebut
ukuran nilai pusat atau ukuran pemusatan atau ukuran tendensi pusat.
Ukuran
nilai pusat atau ukuran pemusatan merupakan ukuran yang dapat mewakili
data secara keseluruhan. Artinya, jika keseluruhan nilai yang ada dalam
data tersebut diurutkan besarnya dan selanjutnya dimasukkan nilai
rata-rata kedalamnya, nilai rata-rata tersebut memiliki kecenderungan
terletak diurutan paling tengah atau pusat. (M. Iqbal Hasan, 2003)
Jenis-Jenis Ukuran Nilai Pusat atau Ukuran Pemusatan
Jenis-jenis ukuran nilai pusat atau ukuran pemusatan ada tiga, yaitu mean, modus, median. Dibawah ini penjelasan mengenai jenis-jenis ukuran nilai pusat adalah sebagai berikut:
a. Rata-rata Hitung (Mean)
Rata-rata hitung (mean) adalah nilai rata-rata dari data-data yang ada. Rata-rata hitung dari populasi diberi simbol µ (miu). Rata-rata hitung dari sampel diberi simbol (eks bar). Mencari rata-rata hitung secara umum dapat ditentukan dengan rumus: (M. Iqbal Hasan, 2003)
Rata-rata hitung (mean) untuk data tunggal :
Cara menghitung rata-rata hitung (mean) untuk data tunggal. Jika X₁, X₂, . . ., Xn merupakan n buah nilai dari variabel X, maka rata-rata hitungnya sebagai berikut.
Keterangan:
X = rata-rata hitung (mean)
x = wakil data
n = jumlah data
Rata-rata hitung (mean) data berkelompok :
Untuk data-data berkelompok, rata-rata hitung (mean)
dihitung dengan menggunakan 3 metode, yaitu metode biasa, metode
simpangan, metode simpangan rata-rata dan metode coding. (M. Iqbal
Hasan, 2003).
1. Metode biasa
Apabila telah dibentuk distribusi frekuensi biasa, dengan fi = frekuensi pada interval kelas ke-i, Xi = titik tengah interval kelas ke-i, maka rata-rata hitung (mean) dapat dihitung dengan rumus:
2. Metode simpangan rata-rata
Apabila M adalah rata-rata hitung sementara maka rata-rata hitung dapat dihitung dengan rumus:
Apabila M adalah rata-rata hitung sementara maka rata-rata hitung dapat dihitung dengan rumus:
Keterangan:
M
= rata-rata hitung sementara, biasanya diambil dari titik tengah
kelas dengan frekuensi terbesarnya (titik tengah kelas modus)
d = X – M
X = titik tengah interval kelas
f = frekuensi kelas
3. Metode coding
Metode coding
sering digunakan apabila dijumpai nilai-nilai dalam data yang berupa
bilangan-bilangan besar. Pada dasarnya, metode itu merupakan penjabaran
dari metode simpangan rata-rata. Dirumuskan:
b. Median
Median
adalah nilai yang berada ditengah-tengah data setelah data diurutkan.
Kegunaan median adalah untuk menutupi kelemahan rata-rata hitung sering
memiliki nilai data yang berbeda secara ekstrem. (Corry Yohana, 2007).
Median data tunggal :
Median untuk data tunggal dapat dicari dengan pedoman sebagai berikut:
1. Jika jumlah data ganjil, mediannya adalah data yang paling tengah.
2. Jika
jumlah data genap, mediannya adalah hasil bagi jumlah dua data yang
berada ditengah. Pedoman tersebut dirumuskan sebagai berikut: (M. Iqbal Hasan, 2003)
Untuk data ganjil (n = ganjil)
Untuk data genap (n = genap)
Atau secara singkat median dapat ditentukan:
Median data berkelompok :
Untuk data ganjil (n = ganjil)
Pengertian
median dengan data berkelompok adalah sama dengan data tunggal yaitu
nilai yang letaknya ada ditengah data sehingga data berada setengahnya
diatas dan setengahnya dibawah. yang
agak membedakan median data berkelompok dengan median data tunggal
adalah karakteristik masing-masing data tidak dapat diidentifikasi lagi
yang dapat diketahui hanya karakter dari kelas atau intervalnya. (Corry
Yohana, 2007)
Keterangan :
Md = nilai median
L = batas bawah atau tepi kelas dimana median berada
CF = frekuensi kumulatif sebelum kelas median berada
F = frekuensi dimana kelas median berada
I = besarnya interval kelas (jarak antara batas atas kelas dengan batas
bawah kelas.
c. Modus (Mode)
Modus adalah nilai yang paling sering muncul dalam data. Modus sering ditulis dalam singkat atau disimbolkan dengan Mo. Sejumlah data bisa tidak mempunyai modus, mempunyai satu modus (Unimodal), mempunyai dua modus (Bimodal), atau mempunyai lebih dari dua modus (Multimodal). Cara mencari modus dibedakan antara data tunggal dan data berkelompok. (M. Iqbal Hasan, 2003).
Modus data tunggal :
Modus dari data tunggal adalah data yang frekuensinya terbanyak.
Modus data berkelompok :
Untuk
data berkelompok, dalam hal ini adalah distribusi frekuensi, modus
hanya dapat diperkirakan. Nilai yang paling sering muncul akan berada
pada kelas yang memiliki frekuensi terbesar. Kelas yang memiliki
frekuensi terbesar disebut sebagai kelas modus.
Modus data berkelompok dapat dicari dengan rumus berikut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar